Kamis, 19 Februari 2015

5 Penelitian Tentang Bayi Cerdas

Bayi tidak sekadar lucu dan menggemaskan. Belum lama ini sejumlah penelitian menunjukkan kalau bayi ternyata jauh lebih memahami tentang lingkungan mereka sebelum orang dewasa menyadarinya. Berikut lima penelitian terbaru yang menunjukkan kecerdasan bayi: 

1. Bayi baru lahir mengenali suara ibu. Peneliti dari Universitas Montreal dan Universitas Sainte-Justine Research Centre Hospital menemukan bahwa suara ibu mampu mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab untuk pembelajaran bahasa. Para peneliti mengenakan elektroda pada 16 kepala bayi baru lahir untuk menganalisis aktivitas otaknya. Kemudia ibu bayi dan perawat wanita diminta untuk berbicara. Sinyal otak mengungkapkan kalau bayi (yang berumur kurang dari 24 jam pada saat itu) sudah bisa mengenali suara ibu mereka dan tidak bereaksi terhadap suara wanita lain. 

2. Bayi mengerti bahasa Anjing. Atau lebih tepatnya, mereka mampu menafsirkan makna gonggongan anjing, meskipun sebelumnya mereka tidak pernah berada dekat dengan hewan tersebut. Para peneliti dari Brigham Young University menemukan bayi berusia 6 bulan bayi dapat membedakan mana gonggongan anjing yang kasar dan tidak ramah, mana gonggongan yang bersahabat dengan gambar anjing yang dihadapkan padanya. Dari studi itu, dapat disimpulkan bahwa bayi dapat menerjemahkan emosi bahkan sebelum ia belajar berbicara. 

3. Bayi memiliki rasa keadilan yang kuat. Studi yang dipimpin oleh Profesor Kiley Hamlin dari University of British Columbia menemukan bahwa bayi usia 8 bulan tidak keberatan melihat orang dihukum jika memang mereka telah berbuat salah, dan bayi tidak suka melihat orang-orang yang berpilaku buruk mendapat penghargaan atau penghormatan dari orang lain. 

4. Bayi bisa menceritakan lelucon. Bayi tahu bagaimana menceritakan lelucon bahkan sebelum mereka dapat berbicara. Bagaimana ya kira-kira gaya lelucon bayi? Ia berpura-pura memberikan mainannya pada anak yang lain, tapi di menit terakhir ia akan merebut kembali mainan tersebut. Para peneliti di Australia’s Charles Sturt University menangkap perilaku ini (terjadi pada bayi usia 12 bulan) dengan mempelajarinya dari rekaman kamera kecil (babycam) yang dipasang pada topi atau ikat kepala yang dikenakan bayi.

Sumber: http://www.familyguideindonesia.com/

0 komentar:

Posting Komentar